Oleh-oleh Islamic Day

Tak terasa genap satu bulan hari itu berlalu. Hari ketika segala emosi terkumpul dan kemudian terpecah, Islamic Day 2012.

Masih teringat jelas waktu itu, saat tiba-tiba ditunjuk sebagai ketua pelaksana Islamic Day dalam sebuah rapat di mushola kampus. Ada rasa tak percaya akan hal ini. Ini bukan main-main, ini acara besar! Sudah bisa apa saya sehingga diamanahi tanggung jawab sebesar ini. Tapi, saat itu mulut saya spontan menjawab, “Saya siap”. Entahlah, yang saya pikirkan saat itu hanya tak ingin menolak sebuah kepercayaan yang telah diberikan, meskipun belum ada gambaran sama sekali seperti apa kedepannya.

Hari-hari saya lalui dengan membentuk tim, berbincang tentang Islamic Day sebelumnya, sampai mencari referensi-referensi mengenai hal-hal apa saja yang harus dilakukan seorang pemimpin.

Islamic Day masih beberapa bulan lagi. Tapi, kenapa sudah dibentuk kepanitiannya. Senior saya bilang, “Ada salah seorang Khalifah Islam dulu yang mengungkapkan bahwa lebih baik melakukan persiapan yang matang, meskipun hasilnya tidak sesukses yang diharapkan. Daripada meraih hasil yang maksimal dengan perencanaan yang mendadak”. Yang saya tangkap mungkin maksudnya kita harus maksimal dalam berikhtiar, kita maksimalkan proses. Baiklah.

Beberapa hari setelah itu semua, tak ada perkuliahan hingga bulan Ramadhan berakhir. Dan saya putuskan untuk berpuasa di kampung halaman tercinta, Tasikmalaya. Saya habiskan hampir dua bulan (termasuk Ramadhan) disana dengan menciptakan berbagai kegiatan dengan tujuan ingin mengabdi pada tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Disana saya aktifkan kembali perpustakaan, giatkan tadarus ba’da tarawih, mini bazaar, bahkan saya ikut mengisi kuliah subuh. Dan anehnya, saya lakukan itu semua tanpa memikirkan Islamic Day bagaimana dan bagaimana Islamic Day.

Setelah selesai mengabdi di kampung halaman, saya kembali ke kampus. Melaksanakan kuliah dan tentunya kelabakan “mengurusi” Islamic Day. Hingga akhirnya kami semua berdiskusi untuk mengundur tanggal pelaksanaan Islamic Day, karena beberapa pertimbangan, diantaranya waktu  pelaksanaan mepet sekali dengan ujian siswa SMA. Lalu apa hubungannya? Mari saya jelaskan terlebih dahulu sekilas mengenai Islamic Day.

Islamic Day merupakan salah satu program kerja dari Departemen SOIL (Seni, Olahraga, dan Ilmi) Geological Muslim Association FTG Unpad berupa kontes keilmuan dan kreasi seni siswa muslim tingkat SMA se-Kota Bandung. (cukup besar kan acaranya dan menuntut tanggung jawab yang besar pula). Terdapat berbagai macam lomba islami, diantaranya kaligrafi, MTQ, LCT, dan Nasyid. Juga ada talkshow dengan mahasiswa berprestasi-3 tingkat Unpad, Sofa Dewi Alfian.

Tanggal baru pun ditetapkan. Panitia semua berjuang berdasarkan jobdesc masing-masing. Kami semua memutar otak, memeras keringat dengan harapan Islamic Day berjalan lancar dan tentunya sukses.

Tibalah saatnya. Hari eksekusi itu datang. Peserta menunjukan kebolehannya masing-masing, pemateri pun memberikan doktrin-doktrin positif pada para peserta. Alhamdulillah semua bejalan lancar dari awal hingga akhir. Meskipun ada beberapa kendala. Tapi, semuanya bisa kita diatasi dengan baik.


 Beberapa pelajaran yang bisa saya ambil dari Islamic Day :  
  • 1. Bahwa sekompleks apapun target yang ingin dicapai pasti akan tercapai. Asalkan kita bersungguh-sungguh pada hal itu dan kita yakin bisa melakukannya.
  • 2. Perencanaan akan suatu target mesti dibuat sebaik mungkin. Meskipun kadang dalam pelaksanaannya akan banyak hal yang tak diduga, bahkan meleset dari yang direncanakan.
  • 3. Sebagai individu, wajib hukumnya kita dapat berperan dalam berbagai posisi. Meskipun pada dasarnya kita dituntut berkompeten dalam satu bidang.
  • 4. Kerjasama mutlak perlu dalam mencapai suatu goal. Dan komunikasi beperan sekali dalam hal ini.
  • 5. Pelajaran-pelajaran hidup lain tak terungkapkan, dan hanya bisa dirasakan waktu kita menjalaninya

Alhamdulillah ada apresiasi terkait hal ini. Berita tentang Islamic Day diposting pada Web Unpad. Ada yang English version juga.

Terima kasih Alloh SWT, keluarga, partner, rekan-rekan panitia, adik-adik peserta, dan semua yang telah ikut membantu.

Jalan kita masih panjang, ini hanya langkah kecil saja. Masih ada jejak-jejak besar yang menanti. Semangat!!!