Gambaran orang bahagia saat keramas di iklan sampo. |
Mungkin ini merupakan pengalaman yang akan menjadi biasa-biasa saja jika saya hanya menyimpannya di dalam otak. Saya ingin jadikan hari ini hari yang berkesan, punya cerita dalam hidup sebagai pengalaman emosional yang pernah saya miliki.
Sebenarnya besok ada UAS, tapi lihat apa yang saya lakukan hari ini. Pertama, bangun jam 09.00 setelah sebelumnya nonton pertandingan Real Madrid vs. Barcelona. Kedua, malah online. Buka facebook, twitter, footyroom, goal, mengbal, simamaung. Haduuuh parah banget. Keisengan saya tidak berhenti sampai disitu, dengan sigap saya buka The Largest Indonesian Community, baca-baca thread editing video hingga buka sub-forum Young On Top. Sebuah sub-forum di kaskus yang berisi tentang motivasi (Oiya, sebagai catatan, ketika saya buka facebook, tadi juga download slide buat mata kuliah yang akan di-UAS kan besok lho, hehe. Intinya, iseng juga ada positifnya). Saya baca beberapa thread yang memiliki jumlah views cukup banyak dari page-1 sampai page-5 kalau tidak salah.
Sebenarnya besok ada UAS, tapi lihat apa yang saya lakukan hari ini. Pertama, bangun jam 09.00 setelah sebelumnya nonton pertandingan Real Madrid vs. Barcelona. Kedua, malah online. Buka facebook, twitter, footyroom, goal, mengbal, simamaung. Haduuuh parah banget. Keisengan saya tidak berhenti sampai disitu, dengan sigap saya buka The Largest Indonesian Community, baca-baca thread editing video hingga buka sub-forum Young On Top. Sebuah sub-forum di kaskus yang berisi tentang motivasi (Oiya, sebagai catatan, ketika saya buka facebook, tadi juga download slide buat mata kuliah yang akan di-UAS kan besok lho, hehe. Intinya, iseng juga ada positifnya). Saya baca beberapa thread yang memiliki jumlah views cukup banyak dari page-1 sampai page-5 kalau tidak salah.
Dan Inilah hasilnya:
Saya menjadi tersadar bahwa lawan terbesar dalam hidup adalah diri saya sendiri. Menurut saya, saya tidak perlu memikirkan bagaimana orang lain bekerja dengan sangat hebat. Yang terpenting adalah bagaimana saya bisa mencapai batas maksimal kemampuan yang saya miliki. Terus mengeksplore diri, mengasah softskill, membentuk karakter diri yang mantap hingga akhirnya saya tiba di suatu titik dimana saya berada pada pencapaian yang luar biasa tanpa saya menyadari itu.
Saya jadi teringat apa yang selalu Papah katakan sejak saya di Sekolah Dasar, “Egy, you must be the best! Orang lain bisa, mengapa kamu tidak”. Itu, itu prinsip yang saya pegang hingga sekarang. Mungkin yang Papah maksud ialah saya harus menjadi diri saya yang mengeluarkan seluruh kemampuan yang saya miliki, bekerja semaksimal mungkin dalam sehala hal, sampai akhirnya menjadi yang TERBAIK dalam lingkungan yang saya hadapi, lingkungan akademik misalnya. Dan percayalah menjadi yang terbaik sebenarnya adalah hanya sebuah bonus ketika all out dalam menjalani segala sesuatu.
Waktu pun berjalan. Saya tetap memegang prinsip itu dalam setiap fase hidup yang telah saya lewati. Saya hafal sekali kata-kata yang Nugie (penyanyi, sekarang tergabung dalam The Dance Company) ucapkan ketika dia menjadi satu-satunya penyanyi yang berbeda dengan trend main stream industri musik di Indonesia saat itu. “It’s good to be the best, but it’s better to be the only one”. Jika saya gabungkan prinsip pertama hidup saya dengan be the only one, yaitu saya harus menjadi pribadi yang mengeluarkan kemampuan maksimal yang saya punya dalam segala hal yang saya lakukan dengan tetap menjadi diri saya yang berbeda dengan orang lain. Mengapa? Analoginya, saya misalkan diri saya merupakan sebuah telur. Dalam suatu keranjang terdapat banyak telur. Dari telur dengan kualitas rendah hingga telur berkualitas tinggi. Jika saya boleh memilih, saya akan menjadi telur dengan warna orange. Silahkan tafsirkan sendiri analogi tersebut.
Ada yang perlu ditekankan dengan kata unik atau the only one itu. Artinya, selain berbeda dengan orang lain, saya harus tegak dengan idealisme yang saya miliki. Juga tidak boleh terbawa arus sesaat yang orang lain lakukan.
Dan inilah saya sekarang. Cerdas, memiliki prinsip, dan berbeda!
Proud to be Me, Chandra Egy Setiawan |
Jadi, tadi setelah membuka wawasan dengan berinternet ria langsung deh mandi.
Nah, begitulah kira-kira hubungan yang cukup pelik antara semangat dan keramas, kenapa saat saya keramas saya begitu bahagia. Saya tertantang untuk menjadi pribadi yang maksimal, berbeda, dan seperti pohon oak yang tegak tak tertiup angin main stream.
Sebenarnya saya masih ingin melanjutkan artikel di atas, tapi nampaknya ada agenda lain yang mesti dijalankan. Nantikan artikel saya selanjutnya tentang “Pilihan hidup, bagaimana seharusnya hidup”. Semoga artikel tadi bermanfaat. Semangat menjadi pribadi yang dahsyat!