Apa yang kamu pikirkan tentang gambar diatas? Ya, pria kurus berotot bisep yang bagus dengan kacamata sekilas mirip Harry Potter yang padahal lebih mirip dosen Ilmu Budaya Dasar di kampus saya. Coba perhatikan juga bulu keteknya, hadduuuh lebat pisan hampir mengalahkan rimbunnya hutan hujan tropis yang ada di Indonesia, ya ga? Belum lagi aksesori yang ada di kedua tangannya. Di tangan kirinya, okelah jam tangan ibu-ibu untuk ngeliat waktu pas lagi lari "udah jam 5 belum? saya mau boker nih ngeluarin motor". Terus ada gelang warna hijau yang terpasang di pergelangan tangan kanannya, kayaknya itu punya Adenya yang dipinjem pas mau berangkat sekolah. Dan yang lebih parah lagi adalah gabungan keduanya, untuk apa coba jam tangan ibu-ibu di sebelah kiri sama gelang hijau punya Ade di sebelah kanan, dikira mau ke mall buat ngabuburit. Emang ya, udah kacau dunia teh sekacau yang nulis.
(Maaf ya Bapak yang ada di gambar, saya hanya ingin menyajikan sebuah pembukaan yang nendang. Kaya beungeut anda. Hehe..)
Sebenarnya yang akan saya bahas bukan tentang pelari itu, melainkan sesuatu yang lebih memiliki esensi daripada bulu ketek. Orang itu berlari dengan sekuat tenaga untuk mencapai garis finish, meskipun saat berlari itu bulu keteknya kelewer-kelewer ketiup angin. Aduh, stop ah ngomongin orang. Kita lanjut..
Sebenarnya yang akan saya bahas bukan tentang pelari itu, melainkan sesuatu yang lebih memiliki esensi daripada bulu ketek. Orang itu berlari dengan sekuat tenaga untuk mencapai garis finish, meskipun saat berlari itu bulu keteknya kelewer-kelewer ketiup angin. Aduh, stop ah ngomongin orang. Kita lanjut..
Jika kita ibaratkan melakukan suatu pencapaian adalah menggapai garis finish, maka proses adalah saat dia berlari dari awal hingga akhirnya meraih titik akhir. Dan lagi-lagi proses yang tak boleh terlupakan adalah saat dia melakukan aba-aba start. Memulai.
Dalam menulis, ini merupakan hal yang cukup sulit bagi saya. Saya tak tahu topik apa yang harus saya bahas dalam blog ini, tapi izinkanlah untuk mencoba sebuah awal yang mungkin akan menjadi sebuah cerita hidup yang tak akan saya lupakan. Hingga akhirnya saya akan menulis secara istiqomah. Insyalloh dengan tulisan-tulisan bermanfaat, baik itu tentang geologi, diri saya, atau bahkan artikel-artikel bermanfaat yang akan saya bagikan, mudah-mudahan.
Mari dengarkan sedikit cerita yang saya dapat dari sebuah buku berjudul "Sudah Benarkah Sholatku" karya Ust. Aam Amiruddin bahwa kalimat Bismillahirrohmaanirrohiim itu sebenarnya memiliki redaksi kalimat yang tidak lengkap. Bagaimana tidak, arti dari kalimat tersebut adalah "Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Maka marilah kita sempurnakan kalimat itu dengan sebuah tindakan. Yaitu MENULIS.
Saya mulai menulis dengan menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.